Texrenfestinfo – Awalnya, kata tutur dalam bahasa Indonesia digunakan untuk merujuk pada bahan bacaan, percakapan dan tutur. Istilah pidato memiliki referensi yang lebih luas dari sekedar membaca. Pidato adalah unit bahasa terbesar yang digunakan dalam komunikasi. Unit bahasa yang mendasarinya masing-masing adalah kalimat, frasa, kata, dan suara. Secara berurutan, serangkaian suara membentuk sebuah kata. Urutan kata membuat kalimat dan urutan kalimat membuat kalimat. Akhirnya, serangkaian kalimat membentuk pidato. (Martutuk, 1997:
Definisi Pidato
Martutik (1997: 12) menyatakan bahwa tuturan adalah satuan bahasa terlengkap yang berlangsung dalam bentuk karangan atau laporan lengkap, seperti novel, buku, artikel, ceramah atau khotbah. Ucapan merupakan rangkaian kalimat terkait yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya yang membentuk satu kesatuan. Diskusi pidato membutuhkan pengetahuan tentang kalimat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kalimat.
Dalam suatu situasi komunikasi, apapun bentuk tuturannya, diasumsikan ada sapaan dan sapaan. Yang menyapa adalah pembicara, sedangkan yang menyapa adalah pendengar. Dalam pidato tertulis yang menyapa adalah penulis, sedangkan yang menyapa adalah pembaca. Harus ada elemen salam dan elemen salam dalam sebuah pidato. Tanpa kedua elemen ini, tidak ada ucapan yang akan terbentuk.
Dalam komunikasi tertulis, proses mengomunikasikan salam dan sapaan tidak langsung berlawanan. Orang yang menerima sambutan tersebut mengungkapkan idenya dalam kode-kode linguistik yang biasanya berupa rangkaian kalimat. Rangkaian kalimat yang akan memaknai ucapan atau makna ucapan pembaca. Dalam kondisi ini, wujud tuturan adalah teks yang berupa rangkaian kalimat sebagai hasil ungkapan ide atau gagasan. Pidato dalam komunikasi tertulis berupa teks yang dihasilkan oleh seorang penulis.
Dalam komunikasi lisan, tuturan merupakan proses komunikasi verbal yang berupa rangkaian kalimat. Kata adalah kalimat yang diucapkan secara lisan dan kata tersebut sangat dipengaruhi oleh konteksnya. Karena ucapan lisan bersifat sementara (setelah diucapkan, segera menghilang), penafsiran harus melibatkan konteks di mana ia diucapkan.
Persyaratan Untuk Membentuk Pidato
Penggunaan bahasa dapat berupa rangkaian kalimat atau rangkaian pernyataan yang harus memperhatikan prinsip persatuan (unity) dan koherensi (runtut). Oleh karena itu, sering dikemukakan bahwa kata yang baik adalah penggunaan bahasa yang berupa rangkaian kalimat atau kalimat yang lengkap dan koheren. Jika kedua prinsip ini dihormati, komunikasi antara pembicara dan lawan bicaranya akan berkembang dengan lancar. Integritas dan kohesi rangkaian merupakan syarat penting untuk membentuk pidato yang baik. (Martutik. 1997: 23)
Pidato Itu Utuh (Unity)
Pidato harus menunjukkan persatuan (unity). Integritas adalah syarat utama dalam berbicara. Suatu pidato dikatakan lengkap jika kalimat pidato tersebut mendukung suatu topik yang sedang dibahas. Kalimat-kalimat dalam pidato tersebut hanya mengacu pada satu topik, yaitu topik pidato. Semua kalimat harus menjelaskan topik pidato. Oleh karena itu, tidak ada kalimat yang menyimpang dari topik.
Tes bicara bisa dalam bentuk kumpulan kalimat. Jumlah kalimat yang membentuk kelompok tidak pasti. Pidato yang kita temukan terdiri dari satu kalimat, tiga kalimat, empat kalimat bahkan puluhan kalimat. Oleh karena itu, banyaknya kalimat bukanlah patokan untuk menentukan tuturan.
Sekelompok kalimat dapat disebut ucapan yang baik jika memiliki ciri-ciri (1) kalimat saling berkaitan, koherensi dan koherensi, (2) dalam kelompok kalimat membentuk gagasan yang lengkap, (3) urutan kalimatnya koheren dan (4) dalam sekelompok kalimat hanya ada satu topik percakapan.
Pidato Itu Padu (Coherent)
Kalimat-kalimat dalam pidato tersebut disusun secara teratur dan sistematis, untuk menunjukkan keutuhan gagasan yang diungkapkan. Kalimat dalam pidato harus menunjukkan koneksi. Oleh karena itu, kalimat yang longgar dan tidak terkait yang berbaris seperti pidato tidak layak disebut pidato. Kalimat-kalimat yang membentuk pidato harus diurutkan secara teratur dan harus diurutkan dengan mempertimbangkan urutan ide-ide dikembangkan, untuk memikat pembaca.
Konteks Pidato
Konteks pidato terdiri dari beberapa elemen, seperti situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, tema, peristiwa, bentuk pesan, kode dan saluran. Tiga poin terakhir, yaitu bentuk amanah, kode dan saluran perlu dijelaskan. Bentuk amanah bisa berupa surat, esai, pengumuman, notifikasi, pengumuman, dll. Kode tersebut merupakan ragam bahasa yang digunakan, misalnya bahasa standar Indonesia, dialek bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Media adalah sarana komunikasi yang dapat berupa diskusi atau melalui telepon, surat dan televisi. Pernyataan yang serupa dapat memiliki arti yang berbeda jika keadaan dan elemen lainnya berbeda.
Referensi: https://academia.co.id/